KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI
Kasus:
Bondan, 30 th, bekerja di suatu perusahaan
kilang minyak. Banyak waktu yang dilewatkan dengan kondisi tekanan fisik dan
mental pekerjaan yang cukup keras. Bondan sering sekali meluapkan stres akibat
pekerjaannya dengan makan. Dia juga sering merayakan keberhasilan pekerjaannya
dengan makan. Bondan tidak terlalu mengindahkan apa yang dikonsumsinya, dari
mulai makanan di pinggir jalan hingga restoran yang mewah, dia juga tidak punya
pantangan apapun, padahal orang tuanya mengidap DM, dia belum pernah mengecek
apakah dia mengidap penyakit yang sama. Bondan terlihat bertambah berat
badannya akhir-akhir ini. Namun walaupun demikian , Bondan juga kadang kala
tidak makan seharian, intinya dia memiliki pola makan yang sangat buruk.
Pengkajian
DS:
§ Tidak mepunyai pantangan makan apapun
§ Jika stress dia akan meluapkanya dengan makan
§ Kadang dia tidak makan seharian
§ Mempunyai aktifitas fisik dan mental yang keras
DO:
§ Umur 30 tahun
§ Berat badan bertambah
akhir-akhir ini
§ Orang tuanya mengidap Diabetes Melitus
§ Belum pernah memeriksaan apakah dia menderita DM atau tidak
DIAGNOSIS
|
OUTCOME
|
INTERVENTION
|
Risk
For Imbalanced Nutrition : More Than Body Requirements
v Definisi:
Resiko
dari asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik
v Faktor Resiko:
a. Makan dipengaruhi oleh faktor internal
b. Lebih menggunakan makanan sebagai pemuas diri
c. Lebih menggunakan makanan sebagai penghargaan
|
v Perilaku ketaatan terhadap diet yang sehat
v Pasien dapat mengontrol resiko
v Klien dapat mendeteksi resiko
v Tingkat stres berkurang
|
v Dukung pasien melakukan aktivitas
v Pantau nutrisi
v Adakan kolaborasi untuk mencapai tujuan
v Konseling nutrisi
v Modifikasi tingkah laku
|
Risk
for unstable blood glocose level
Definisi
: Resiko dari bervariasinya kadar gula darah dari batasan normal
Faktor
resiko :
1. Kurangnya
pengetahuan tentang manajemen diabetes
2.
Monitoring
gula darah yang tidak memadai
3.
Tingkat
aktivitas fisik
|
v Perilaku kepatuhan
v Mengetahui tingkat gula dalam darah
|
v Manajemen hiperglikemia
|
Implementasi :
1.
Minggu 1
o Dorong pasien untuk memulai/melanjutkan program
latihan
Misalnya:
klien disarankan untuk memperbaiki pola makan
o Pantau ketaatan individu dalam menjalankan
program latihan
o Tentukan masalah pribadi pasien
o Identifikasi tujuan dari perawatan
o Tentukan intake makanan dan kebiasaan makan pasien
o Identifikasikan
kebiasaan makanan yang perlu diubah
o Bimbing pasien agar mencatat apa yang biasanya dimakan selama 24 jam
o Monitor tingkat kadar gula dalam darah
o Review catatan gula darah dengan pasien atau
keluarga
o Test kadar gula dalam darah dari anggota
keluarga
o Mengidentifikasi perilaku yang buruk sebelum diubah
o Ganti kebiasaan yang tidak diinginkan menjadi kebiasaan yang
diinginkan
o Mengurangi perilaku makan yang tidak teratur.
2.
Minggu 2
o Berikan umpan balik yang positif untuk
menghargai usaha individu
o Catat perubahan yang signifikan pada status
nutrisi
o Hitung nilai pencapaian tujuan
o Pantau kemajuan pasien
o Bantu pasien dalam mengidentifikasikan tiap keberhasilan yang kecil
o Evaluasi perubahan perilaku dengan membandingkan perilaku sebelumya
dengan perilaku sesudah diintervensi
Evaluasi :
§ Kebutuhan intake kalori pasien seimbang
§ Pasien meminimalisasi makanan dengan kalori
yang tinggi
§ Pasien mengetahui tingkah laku yang beresiko DM
§ Termodifikasinya gaya hidup pasien untuk
mengurangi resiko
§ Perubahan status nutrisi pasien menjadi lebih
baik
§ Pasien mengetahui tanda dan gejala yang
mengindikasikan resiko
§ Memperolehrah pengetahuan tentang riwayat
penyakit keluarga
§ Perubahan asupan makanan pasien
§ Kadar gula darah pasien berada pada deviasi
normal
0 komentar:
Posting Komentar
thanks for your attention