Sabtu, 19 Oktober 2013

ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

KETIDAKSEIMBANGAN NUTRISI

Kasus:

Bondan, 30 th, bekerja di suatu perusahaan kilang minyak. Banyak waktu yang dilewatkan dengan kondisi tekanan fisik dan mental pekerjaan yang cukup keras. Bondan sering sekali meluapkan stres akibat pekerjaannya dengan makan. Dia juga sering merayakan keberhasilan pekerjaannya dengan makan. Bondan tidak terlalu mengindahkan apa yang dikonsumsinya, dari mulai makanan di pinggir jalan hingga restoran yang mewah, dia juga tidak punya pantangan apapun, padahal orang tuanya mengidap DM, dia belum pernah mengecek apakah dia mengidap penyakit yang sama. Bondan terlihat bertambah berat badannya akhir-akhir ini. Namun walaupun demikian , Bondan juga kadang kala tidak makan seharian, intinya dia memiliki pola makan yang sangat buruk. 
Pengkajian
DS:
§  Tidak mepunyai pantangan makan apapun
§  Jika stress dia akan meluapkanya dengan makan
§  Kadang dia tidak makan seharian
§  Mempunyai aktifitas fisik dan mental yang keras
DO:
§  Umur 30 tahun
§  Berat badan  bertambah akhir-akhir ini
§  Orang tuanya mengidap Diabetes Melitus
§  Belum pernah memeriksaan apakah dia menderita DM atau tidak

DIAGNOSIS
OUTCOME
INTERVENTION
Risk For Imbalanced Nutrition : More Than Body Requirements
 v  Definisi:
Resiko dari asupan nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolik
 v  Faktor Resiko:
a.  Makan dipengaruhi oleh faktor internal
b. Lebih menggunakan makanan sebagai pemuas diri
c.  Lebih menggunakan makanan sebagai penghargaan


 v  Perilaku ketaatan terhadap diet yang sehat
 v  Pasien dapat mengontrol resiko
 v  Klien dapat mendeteksi resiko
 v  Tingkat stres berkurang

 v  Dukung pasien melakukan aktivitas
 v  Pantau nutrisi
 v  Adakan kolaborasi untuk mencapai tujuan
 v  Konseling nutrisi
 v  Modifikasi tingkah laku
Risk for unstable blood glocose level
Definisi : Resiko dari bervariasinya kadar gula darah dari batasan normal
Faktor resiko :
1. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen diabetes
2.      Monitoring gula darah yang tidak memadai
3.      Tingkat aktivitas fisik

 v  Perilaku kepatuhan
 v  Mengetahui tingkat gula dalam darah

  v  Manajemen hiperglikemia

Implementasi :
1.      Minggu 1
o   Dorong pasien untuk memulai/melanjutkan program latihan
Misalnya:  klien disarankan untuk memperbaiki pola makan
o   Pantau ketaatan individu dalam menjalankan program latihan
o   Tentukan masalah pribadi pasien
o   Identifikasi tujuan dari perawatan
o   Tentukan intake makanan dan kebiasaan makan pasien
o   Identifikasikan  kebiasaan makanan yang perlu diubah
o   Bimbing pasien agar mencatat apa yang  biasanya dimakan selama 24 jam
o   Monitor tingkat kadar gula dalam darah
o   Review catatan gula darah dengan pasien atau keluarga
o   Test kadar gula dalam darah dari anggota keluarga
o   Mengidentifikasi perilaku yang buruk sebelum diubah
o   Ganti kebiasaan yang tidak diinginkan menjadi kebiasaan yang diinginkan
o   Mengurangi perilaku makan yang tidak teratur.

2.      Minggu 2
o   Berikan umpan balik yang positif untuk menghargai usaha individu
o   Catat perubahan yang signifikan pada status nutrisi
o   Hitung nilai pencapaian tujuan
o   Pantau kemajuan pasien
o   Bantu pasien dalam mengidentifikasikan tiap keberhasilan yang kecil
o   Evaluasi perubahan perilaku dengan membandingkan perilaku sebelumya dengan perilaku sesudah diintervensi

Evaluasi :
§  Kebutuhan intake kalori pasien seimbang
§  Pasien meminimalisasi makanan dengan kalori yang tinggi
§  Pasien mengetahui tingkah laku yang beresiko DM
§  Termodifikasinya gaya hidup pasien untuk mengurangi resiko
§  Perubahan status nutrisi pasien menjadi lebih baik
§  Pasien mengetahui tanda dan gejala yang mengindikasikan resiko
§  Memperolehrah pengetahuan tentang riwayat penyakit keluarga
§  Perubahan asupan makanan pasien
§  Kadar gula darah pasien berada pada deviasi normal

0 komentar:

Posting Komentar

thanks for your attention