Sabtu, 19 Oktober 2013

ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS

MENINGITIS

Haemophilus Influenzae Meningitis
Meningitis adalah radang pada meningen atau membran (selaput) yang mengelilingi otak dan medula spinalis.Yang biasanya disebabkan oleh invasi bakteri dan hanya sedikit oleh virus.  



Penyebab - penyebab dari meningitis meliputi:
1. Bakteri piogenik yang disebabkan oleh bakteri pembentuk pus, terutama meningokokus, pneumokokus, dan basil influenza.
2.    Virus yang disebabkan oleh agen- agen virus yang sangat bervariasi.
3.    Organisme jamur.
Meningitis diklasifikasikan sesuai dengan faktor penyebabnya :
1.    Asepsis
Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis virus atau menyebabkan iritasi meningen yang disebabkan oleh abses otak, ensefalitis, limfoma, leukemia, atau darah di ruang subarakhnoid.
2.    Sepsis
Meningitis sepsis menunjukkan meningitis yang disebabkan oleh organisme bakteri seperti meningokokus, stafilokokus, atau basilus influenza.
3.    Tuberkulosa 
Meningitis tuberkulosa disebabkan oleh basilus tuberkel.
Manifestasi Klinis
·         Trias Meningitis : demam, nyeri kepala hebat, dan kaku kuduk.
Manifestasi sesuai golongan usia :
 Neonatus
-          Suhu di bawah normal
-          Demam – biasanya derajat rendah
-          Pucat
-          Letargi atau somnolen
-          Iritabilitas atau rewel
-          Kurang makan dan/atau menghisap
-          Muntah
-          Kejang
-          Tonus buruk
-          Diare dan/atau muntah
-          Fontanel menonjol
-          Opistotonus
Bayi dan Anak Kecil
-          Letargi
-          Iritabilitas
-          Pucat
-          Anoreksia atau kurang makan
-          Mual dan muntah
-          Makin sering menangis
-          Minta digendong
-          Peningkatan tekanan intrakranial
-          Peningkatan lingkar kepala
-          Fontanel menonjol
-          Kejang
-          Sunset eyes
-          Demam atau suhu yang rendah
-          Melawan jika dipegang
-          Opistotonus (hiperekstensi leher dan spinal; dapat terlihat kemudian dalam perjalanan penyakit)
Anak yang Lebih Besar
-          Masalah pernapasan atau gastrointestinal (awal)
-          Sakit kepala
-          Demam
-          Muntah
-          Iritabilitas
-          Fotofobia
-          Kaku kuduk dan tulang belakang
-          Tanda kernig positif
-          Tanda Brudzinki positif
-          Opistotonus
-          Petekie  (meningitis H.influenzae dan meningokokus)
-          Septicemia
-          Syok
-          Koagulasi intravaskuler diseminata (DIC)
-          Konfusi
-          Kejang
-          Postur tubuh tripod (untuk berdiri memerlukan tiga penopang, yaitu kedua kaki dan bantuan satu tangan)
-          Tanda kernig (nyeri dan tahanan pada ekstensi lutut ketika posisi terlentang dengan lutut dan paha difleksikan)
-          Tanda Brudzinski (fleksi pada lutut dan paha ketika leher difleksikan dan anak berada pada posisi terlentang)
-          Ruam petekia

Komplikasi
·         Tuli
·         Buta
·         Efusi subdural (20%-30% kasus)
·         Peningkatan sekresi hormone antideuretik (ADH)
·         Perkembangan terlambat atau gangguan intelaktual
·         Hidrosefalus
·         Edema serebri
·         Gangguan kejang kronis
·         Paresis otot- otot wajah
·         Individu dapat mengalami disabilitas permanen, kerusakan otak, atau meninggal akibat ensefalitis atau, yang lebih jarang, meningitis
·         Kejang dapat terjadi.
 Kasus
Anak A berusia 13 bulan 21 hari, dengan berat badan 3700 gr, panjang 56 cm dan lingkar lengan 7 cm, saat ini dibawa ke rumah sakit dengan keluhan utama kejang, sebelumnya sempat dirawat dirumah selama seminggu karena menderita flu, demam, dan batuk. Kejang pada seluruh badan, pada saat kejang mata melirik ke atas, dan keluar buih lewat mulut, setelah kejang klien sadar dan menangis. Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare saat berumur satu bulan. Menurut Ibu klien, klien terlahir kembar dengan BB 1200 gr, tidak langsung menangis serta air ketubannya berwarna kehitaman dan kental. Klien telah mendapat imunisasi BCG, Polio I, DPT I dan hepatitis. Saat ini telah dilakukan pemeriksaan fisik dengan keadaan umum ; anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran composmetis, nadi 140x/menit, suhu 38oC, pernafasan 40x/menit teratur, lingkar kepala 36 cm, dan telah dilakukan pemeriksaan penunjang.
A.        Pengkajian Pola Fungsional Menurut GORDON
             I.          Identitas Pasien
Nama                        :  A
Umur                        :  13 bulan 21 hari
Agama                      :  Islam
Jenis Kelamin           : Laki laki
Status                        : Lajang
Pendidikan                : -
Pekerjaan                  : -
Suku Bangsa             : Jawa
Alamat                      : Jalan Budiman No. 53 Air Dingin, Bengkulu
Tanggal Masuk         : 13 Maret 2010
Tanggal Pengkajian  : 15 Maret 2010
No Register              : -
Diagnosa Medis        : Meningitis

              II.         Identitas Penanggung Jawab
Nama                        : Sri Rukmini
Umur                        : 42 tahun
Hub Dengan Pasien : Ibu
Pekerjaan                  : Ibu Rumah Tangga
Alamat                      : Jalan Budiman No. 53 Air Dingin, Bengkulu
              III.       Status Kesehatan
a.   Status Kesehatan Saat Ini
1.    Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini) : Kejang.
2.    Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini :
Sebelumnya di rumah klien sudah seminggu menderita demam, flu dan batuk. Klien mulai kejang pada tanggal 13 Februari 2010 jam 23.00 (pada saat kejang mata melirik ke atas, kejang pada seluruh badan, setelah kejang klien sadar dan menangis pada saat kejang keluar buih lewat mulut).
3.    Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya : dibawa ke IRD.
b.  Satus Kesehatan Masa Lalu
1.    Penyakit yang pernah dialami : Diare
2.    Pernah dirawat : Sebelumnya klien pernah MRS dengan diare pada saat berumur 1 bulan.
3.    Alergi : Tidak ada alergi
4.    Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll).
c.   Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa saat klien menderita panas dan kejang didalam keluarga tidak ada yang menderita sakit flu/ batuk.
d.   Diagnosa Medis dan therapy
Meningitis.

             IV.       Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
a.    Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan.
     Ibu mengungkapkan bahwa ia menerima keadaan anaknya, dan berharap agar anaknya bisa cepat sembuh dan pulang berkumpul bersama dengan keluarga serta kakak klien. Ibu dan nenek klien selalu menunggui klien dan hanya pada hari minggu ayah dan kakak klien datang mengunjungi klien, karean harus bekerja dan sekolah.
b.    Pola Nutrisi-Metabolik
   Sebelum sakit      : Ibu mengungkapkan An.L diberikan ASI mulai lahir sampai berumur 1 bulan.

   Saat sakit                         : setelah dirawat di ruang anak ibu tidak meneteki dan diganti dengan PASI Lactogen.
c.    Pola Eliminasi
1)   BAB
  Sebelum sakit : BAB lancar, konsistensi normal baik dari jumlah warna dan tidak keras.

   Saat sakit        : BAB lancar, konsistensi lunak.

2)   BAK
Sebelum sakit       : BAK normal, frekuensi normal, warna kuning normal tidak ada darah.

  Saat sakit              : BAK normal, frekuensi normal, warna kuning normal tidak ada darah.
d.  Pola aktivitas dan latihan
1)    Aktivitas
Kemampuan Perawatan Diri
0
1
2
3
4
Makan dan minum
v
Mandi
v
Toileting
v
Berpakaian
v
Berpindah
v

0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung total

2)  Latihan
   Sebelum sakit           
-
  Saat sakit
 -
e.      Pola kognitif dan Persepsi
f.       Pola Persepsi-Konsep diri
g.      Pola Tidur dan Istirahat
 Sebelum sakit       : An. L tidur kurang lebih 12 jam sehari
 Saat sakit               : Pasien lebih rewel
h.    Pola Peran-Hubungan
i.      Pola Seksual-Reproduksi
   Sebelum sakit     :
-
   Saat sakit            :
 -
j.      Pola Toleransi Stress-Koping : -
k.    Pola Nilai-Kepercayaan : -

              V.       Pengkajian Fisik
a.  Keadaan umum       : Anak tampak tidur dengan menggunakan IV Cath pada tangan kanan, kesadaran compomentis, nadi 140 x/mnt, suhu 385 OC, pernafasan teratur 40 x/menit.
    Tingkat kesadaran    : komposmetis
    GCS                : verbal:………Psikomotor:………Mata :……………
Tanda-tanda Vital : Nadi= 140, Suhu= 38 0 C, TD= 160/110 mmHg, R = 36
b.  Keadaan fisik
1.   Kepala  dan leher       : Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, ubun-ubun besar masih belum menutup, teraba lunak dan cembung, tidak tegang. Lingkar kepala 36 cm.
2.   Reaksi cahaya +/+, mata nampak anemi, ikterus tidak ada, tidak terdapat sub kunjungtival bleeding.
3.  Telinga tidak ada serumen.
4.  Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
5.  Mulut bersih, tidak terdapat moniliasis.
6.  Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, tidak ada kaku kuduk.
c.   Dada   :  Pergerakan dada simetris, Wheezing -/-, Ronchi -/-, tidak terdapat retraksi otot bantu pernafasan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/murmur.
d.  Abdomen       : Bentuk supel, hasil perkusi tympani, tidak terdapat meteorismus, bisingn Usus + normal 5 x/ mnt, hepar dan limpa tidak teraba. Kandung kemih teraba kosong.
e.  Integumen : Keadaan kulit normal tidak terjadi lesi

f.    Ekstremitas     : Tidak terdapat spina bifida pada ruas tulang belakang, tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot tidak dilakukan. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi. Ekstrimitas kanan sering terjadi spastik setiap 10 menit selama 1 menit.
g.  Neurologis      :
  Status mental dan emosi           : -
   Pengkajian saraf kranial           : -
    Pemeriksaan refleks     : Pada saat dikaji refleks menghisap klien +,
   refleks babinsky +
h.  Pemeriksaan Penunjang
Data laboratorium yang berhubungan
-          Kalium serum normal 3,5-5,5 mEq/L
-          Na Serum normal 135-145 mEq/L
-          Kalsium serum normal 8,0-10 mg/dl

B.        Rencana Keperawatan
1.    Dx. Decrease Intracranial Adaptive Capacity
Domain 9 : Coping/Stress Tolerance
Class 3 : Neurobehavioral Stress
Definisi : Mekanisme cairan intracranial dinamis yang biasanya mengkompensasi untuk meningkatkan volume intracranial yang terganggu, mengakibatkan peningkatan tekanan intracranial yang tidak proporsional dalam berbagai respon rangsangan berbahaya dan tidak berbahaya.
Faktor yang berhubungan :
- Peningkatan tekanan intracranial 10-15 mmHg 

NOC :
a.    Neurological Status
Definisi : Kemampuan perifer dan sistem syaraf pusat untuk menerima,nmemproses, dan merespon stimulus internal dan eksternal.
Indikator :
-          Klien mampu mempertahankan kesadaran
-          Klien mampu mempertahankan tekanan intrakranial dalam rentang normal
-          Klien mampu berkomunikasi secara jelas
-          Klie mampu mempertahankan pola napas yang baik
-          Klien tidak mengalami hipertermi
b.    Tissue Perfussion : Cerebral
Definisi : Adekuatnya aliran darah yang melewati pembuluh kecil pada ekstrimitas untuk memelihara fungsi jaringan.
Indikator :
-            Klien mampu mempertahankan suhu kulit ekstremitas pada rentang normal
-            Klien mampu mempertahankan kekuatan nadi radial kanan
-            Klien mampu mempertahankan kekuatan nadi femoral kana 

NIC :
a.    Cerebral perfusion promoting
Definisi : promosi akan adekuatnya perfusi dan membatasi pengalaman komplikasi atau resiko untuk tidak adekuatnya perfusi serebral klien.
Aktifitas :
-            Menjaga level PCO2 pada 25 mmHg atau lebih besar
-            Monitor adanya perdarahan, misalnya tes feses
-            Monitor status neurologis
-            Monitor tekanan intrakranial klien dan respon neurologis ketika melakukan aktivitas
-            Monitor mean arterial pressure (MAP)
-            Monitor CVP 
b.    Neurologic monitoring
Definisi : mengumpulkan dan menganalisis data klien untuk mencegah atau mengurangi komplikasi neurologis
Aktifitas :
-          Monitor ukuran, bentuk, simetris, dan kereaktifan pupil
-          Monitor level kesadaran
-          Monitor tanda vital : suhu, tekanan darah, nadi, pernapasan.
-          Monitor ICP dan CPP
-          Monitor refleks kornea
-          Monitor kesimetrisan wajah        
-          Monitor peningkatan frekuensi neurologis
-          Mencegah aktifitas yang dapat meningkatkan tekanan intracranial
c.    Vital Sign Monitoing
Definisi : mangumpulkan dan manganalisis data tentang kardiovaskuler, pernapasan, suhu untuk menetapkan dan mencegah komplikasi.
Aktifitas :
-     Monitor tekanan darah stelah klien mengguanakan medikasi, jika memungkinkan
-  Monitor tekanan darah, nadi, dan pernapasan sebelum, selama, dan setelah melakukan aktifitas
-      Monitor kehadiran dan kualitas nadi
-      Monitor suara paru-paru
-      Monitor pola napas yang tidak normal
-      Mengidentifikasi penyebab kemungkinan perubahan tanda vital 

2.    Dx. Hyperthermia
Definisi : Suhu badan melebihi suhu normal
Karakteristik :
-            Convulsions
-            Increase in body temperature above normal range
-            Seizures
-            Tachycardia
-            Warm to tuch

NOC :
a.    Thermoregulation
Definisi : keseimbangan antara produksi panas, memperoleh panas dan kehilangan panas
Indikator :
-        Klien dapat berkeringat ketika panas
-        Klien melaporkan keadaan suhu yang nyaman
-        Suhu badan menurun sampai rentang normal
-        Klien sudah tidak merasakan sakit keoalanya
b.    Vital Signs
Definisi : sejauh mana temperatur, denyut nadi, pernapasan, dan tekanan darah berada dalam rentang normal.
Indikator :
-        Suhu klien menurun sampai pada suhu normal
-        Pernafasan klien normal
-        Tekanan darah diastolik menurun sampai rentang normal
-        Tekanan darah sistolik menurun sampai rentang normal

NIC :
a.    Fever treatment
Definisi : Penatalaksanaan klien dengan kondisi hyperthermi yang diakibatkan bukan faktor lingkungan.
Aktivitas :
-          Memonitor suhu badan klien sesering sesuai kebutuhan
-          Memonitor cairan yang hilang
-          Memonitor suhu dan warna kulit klien
-          Memonitor tekanan darah, nadi dan pernafasan klien
-          Memonitor aktivitas kejang klien
-          Memnitor niai White Blooh Cell, hemoglobin dan hematokrit
b.    Vital Signs Monitoring
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisis data mengenai jantung, respirasi dan suhu badan untuk mencegah terjadinya komplikasi
Aktivitas :
-          Memonitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan klien.
-          Memonitor tekanan darah setelah klien mendapatkan pengobatan
-          Melakukan auskultasi pada kedua lengan klien dan dibandingkan antara keduanya
-          Memonitor tekanan darah, nadi dan pernafasan klien sebelum, pada saat dan sesudah melakukan aktivitas.
-          Memonitor dan melaporkan tanda dan gejala hyperthermi pada klien
-          Memonitor irama dan tingkat jantung klien
-          Memonitor tingkat dan irama pernafasan klien
c.    Seizure Precaution
Definisi : Mencegah dan meminimalkan cedera potensial yang terjadi terus menerus oleh klien dengan gangguan kejang yang dikenal.
Aktivitas  :
-       Menyediakan tempat tidur yang rendah untuk klien
-       Memonitor dalam pemberian obat kepada klien
-       Memonitor kepatuhan klien dalam meminum obat anti epilepsi dengan memberikan informasi dan pengarahan kepada keluarga klien
-       Menginsturksikan kepada keluarga klien mengenai obat dan efek sampingnya
-       Menginstruksikan kepada kelurga klien mengenai penanganan pertama ketika terjadi kejang
-       Menginstruksikan kepada keluarga klien untuk memanggil perawat atau dokter ketika terjadi sesuatu yang berbahaya pada klien.

3.    Dx. Diagnosa:  Deficiency Knowledge
Definisi : Tidak adanya atau kurangnya informasi kognitif sehubungan dengan topic spesifik.
Batasan karakteristik :
-          memverbalisasikan adanya masalah, perilaku tidak sesuai.
Faktor yang berhubungan :
-          Keterbatasan kognitif
-          Kurangnya keinginan untuk mencari informasi
-          Tidak mengetahui sumber-sumber informasi.

NOC :
a.    Knowledge : disease process
b.    Knowledge : health Behavior
Kriteria Hasil :
-     Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan
-          Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
-      Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

NIC :
a.    Teaching : disease Process
Definisi: membantu klien untuk memahami informasi terkait dengan proses penyakit tertentu.
Aktifitas:
·         Memberikan penilaian tentang tingkat pengetahuan klien tentang proses penyakit yang spesifik
·   Menjelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.
·      Menggambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
·         Menggambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat
·         Mengidentifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat
·         Menyediakan informasi pada klien tentang kondisi, dengan cara yang tepat
·         Menyediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan klien dengan cara yang tepat
·         Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit
·         Mengeksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat
b.    Health education
Definisi: mengembangkan dan menyediakan instruksi dan memfasilitasi pengalaman belajar adaptasi sukarela dari perilaku kesehatan yang berhubungan dengan  individu dalam kelompok keluarga atau komunitas.
Aktifitas:
· Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan atau menurunkan motivasi untuk perilaku kesehatan
·     Menghindari kekhawatiran atau ketakutan tehnik seperti strategi untuk memotivasi orang-orang untuk mengubah perilaku kesehatan atau gaya hidup
· Menggunakan diskusi kelompok dan bermain peran untuk mempengaruhi keyakinan kesehatan, sikap, dan nilai
·      Menggunakan instruksi  bantuan komputer, televisi, video interaktif, dan teknologi lainnya untuk menyampaikan informasi
·  Melibatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan pelaksanaan rencana untuk modifikasi gaya hidup atau perilaku kesehatan
·  Menentukan keluarga, rekan, dan dukungan masyarakat untuk perilaku yang kondusif bagi kesehatan
·        Merancang dan menerapkan strategi untuk mengukur  hasil pada interval reguler klien selama dan setelah selesainya program

4.    Risk for Injury
Domain        :11 Keamanan / Perlindungan
Kelas 2        : Cedera fisik
Definisi : Resiko mengalami cedera sebagai akibat kondisi lingkungan yang berinteraksi dengan sumber adaptif dan defensif individu
Faktor resiko           : disfungsi sensorik

NOC :
a.    Safe home environment
Indikator :
-          Klien mampu menyediakan penyimpanan obat
-          Klien mampu mengamankan barang yang berbahaya
b.    Seizure control
Indikator :
-          Klien mampu menggunakan obat yang diresepkan
-          Klien mampu menghubungi petugas kesehatan ketika efek samping pegobatan terjadi

NIC   :
a.     Seizure Manajemen
Definisi :Perawatan pasien selama serangan dan pasca stabil
Aktivitas :
-       Monitor arah mata dan kepala selama serangan kejang pada klien
-       Membantu melepaskan pakaian klien
-        Memantau jalan nafas klien
-        Monitor tanda-tanda vital
-        Mencatat durasi serangan kejang
-        Mencatat karakteristik serangan, bagian tubuh yang mengalami, aktvitas motorik dan perkembangan serangan
-         Mengelola pengobatan yang diperlukan klien
b.     Environmental managemen : Safety
Definisi : Memonitor dan memanipulasi lingkungan fisik untuk mendorong keamanan.
Aktivitas :
-   Mengidentifikasi kebutuhan keamanan pasien  berdasarkan level fisik dan kognisi serta riwayat kebiasaan
-     Menghilangkan benda yang berbahaya yang ada di dekat klien jika dimungkinkan
-     Memodifikasi lingkungan untuk meminimalkan bahaya dan resiko yang terjadi

- Mengedukasi individu beresiko tinggi dan keluarga tentang lingkungan yang berbahaya.

0 komentar:

Posting Komentar

thanks for your attention